HARI IBU

Aku lahir dari perut Ibu..
Bila aku haus, yang menyusui Ibu
Bila aku lapar, yang menyuapi Ibu
Bila aku bangun tidur, aku mencari.. Ibu
Bila aku butuh uang, aku minta ibu
Bila aku nangis, orang pertama yang datang.. Ibu
Bila takut, yang tenangkan aku.. Ibu
Bila aku ada suatu masalah, yang mendoakan Ibu
Bila aku sakit, yang paling panik Ibu
Yang selalu masak, makanan kesukaanku adalah ibu
Bila aku pulang yang bukakan pintu Ibu
Bila aku nakal, yang memarahi aku Ibu
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah.. Ibu

Itu dulu waktu aku masih kecil
Tapi sekarang mungkin aku selalu melupakan itu semua, aku seperti menjadi anak yang tidak berbakti.
Sampai saat ini aku belum bisa, bahkan tidak akan pernah bisa membalas semua jasa-jasa ibu. Memang jasamu tiada tara
Hatiku sangat tersentuh, ketika aku melihat Istriku mengandung, betapa tersiksanya seorang Ibu waktu mengadung anaknya. Aku jadi teringat Ibu.
Aku jadi sedih, terkadang menangis jika teringat ibu, aku masih ingin menyayangi dan disayangi Ibu.

Sekarang aku hanya ingin melihat kebahagiaan Ibu, minimal senyuman bahagia yang keluar dari bibir ibu yang sudah tua da sakit-sakitan.
Sembari menitikan air mata aku berdoa Robighfirli waliwalidaya warhamhuma kama rabbayanii shaghiraa…..
Terima kasih Ibu, kasihmu tak terhingga sepanjang masa.


"Selamat Hari Ibu"
Previous
Next Post »

2 komentar

Click here for komentar
Rien Reka
admin
23 Desember 2008 pukul 12.21 ×

pak, klw kata ibu saya : "ga ada tu yang nmanya hari ibu, sbnarnya stiap hari adl hari ibu, cz stiap "hari ibu" yang ada hanya ucapan, ga ada perubahan terhadap ibu2 di negri ini"

Reply
avatar
Anonim
admin
23 Desember 2008 pukul 13.47 ×

Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung yang kemudian dikenal sebagai Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto. Dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.

Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara; pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan; pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perdagangan anak-anak dan kaum perempuan; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Peringatan 25 tahun Hari Ibu pada tahun 1953 dirayakan meriah di tak kurang dari 85 kota Indonesia, mulai dari Meulaboh sampai Ternate.

Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.

Reply
avatar

Terima kasih Komentar Anda! ConversionConversion EmoticonEmoticon