LIBURAN LEBARAN 2008

Mudik adalah suatu tradisi yang sudah membudaya bagi masyarakat kita, sebagai orang yang berasal dari daerah dan mancari kehidupan di kota besar, pastinya mudik menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya. Mudik Lebaran tahun 2008 ini adalah tahun ke dua saya bersama istri, jadi tahun ini saya mempunyai dua kota tujuan, Temanggung tempat tinggal ibu saya, dan Jogjakarta kota asal istri saya. Saya menghabiskan masa liburan di Jogja bersama istri.


Tradisi setiap daerah pastinya berbeda-beda, di kampung asal saya setiap lebaran mempunyai tradisi melepaskan balon plastik, Di pagi hari setelah melaksanakan Sholat Ied masyarakat berbondong-bondong menyaksikan pelepasan balon. Dahulu sebelum membunyikan petasan di larang oleh pemerintah, biasanya pelepasan balon di barengi dengan rentetan petasan dengan berbagai ukuran, dari yang terkecil sampai yang terbesar, setelah itu akan terdengar sorak-sorai saat balon yang terbuat dari plastik itu meluncur ke udara. Setelah semua balon menghilang dari pandangan mata, satu-per satu warga meninggalkan lapangan di depan masjid untuk bersilaturahmi dengan tetangga, dan kerabat dekat mereka.
Peluncuran balon usai sholat Ied sudah menjadi tradisi bagi masyarakat di Dusun Jengkiling, Kec. Kandangan. Masyarakat menganggap meluncurkan balon ke udara tak kalah semaraknya dengan menyalakan petasan.
"Peluncuran balon seperti ini tidak banyak resiko, dibandingkan membunyikan petasan," kata Taufik salah seorang pembuat balon dari plastik itu.
Balon tersebut terbuat dari plastic kiloan pembungkus makanan yang di bedah dan disambung dengan sengatan api lilin, hingga menjadi lebar dan berbentuk bulat, hingga menyerupai sebuah balon gas udara. Balon tersebut dapat terbang dengan tenaga asap hitam yang berasal dari abu yang di bungkus dengan kain dan dicelupkan kedalam minyak tanah dan di sulut api, asap hitam akan masuk ke dalam balon tersebut dan akan terangkat dan terbang ke angkasa hingga mencapai ketinggian peawat terbang, Bahkan kabarnya tradisi seperti ini tidak hanya di Kandangan saja, di daerah –daerah lain juga ada. Seperti di daerah Pekalongan penerbangan balon-balon seperti ini sempat di larang oleh aparat setempat karena dapat mengakibatkan terganggunya lalulintas penerbangan.
Ukuran balon ini bervariasi ada yang kecil hingga balon raksasa, Tradisi ini sudah turun temurun dari orang – orang tua terdahulu dan masih di lestarikan sampai sekarang, bagi Masyarakat Jengkiling tidak akan meriah jika lebaran tidak menerbangkan balon. Memang tradisi-tradisi seperti ini sulit di hilangkan dari masyarakat, walaupun terkadang bisa membahayakan, seperti tradisi membunyikan petasan itu tidak jarang memakan korban akibat ledakannya, tetapi warga tetap tidak kapok., bahkan sampah kertas dari petasan di depan rumah merupakan adalah suatu kebanggan tersendiri, kertas-kertas tersebut tidak boleh di sapu sampai lebaran usai.(zm)
Oldest

Terima kasih Komentar Anda! ConversionConversion EmoticonEmoticon